Minggu, 09 November 2008

Lupakan Aku

Berusahalah… untuk mengerti bahwa di dunia yang fana ini kita terlahir tak sempurna
Bahwa apa yang kita harap tak selalu bisa kita dapat, juga harus kau ingat
Kuatkanlah… dan mengerti bahwa hati terapuh dapat pula menjadi kekuatan baru
Bahwa apa yang terlewati mampu berikan pengalaman berharga untuk esok hari

Lupakan aku… bukan karna ku tak lagi mencintaimu seperti dulu
Proses pendewasaan diri tak selamanya mengenakkan hati, susah di arti
Tataplah masa depan ! jangan jadikan kepergianku ini sebagai satu rintangan
Ketulusan… t’lah tiba waktunya juga berbicara tentang pengorbanan

Aku pergi sejak hari ini bukan karna tak lagi mencintai
Aku tersenyum saat bertemu bukan karna bahagia meninggalkanmu
Aku begini…menyakiti hati bukan juga ingin kau musuhi
Hatiku pun menangis…tak hanya jiwamu yang teriris

Semoga perpisahan ini hanya sesaat
Semoga engkau mampu menatap kuat
Semoga terjaga semua hasrat
Hingga tiba lagi waktunya Tuhan persatukan kita erat

Kedua Kali

Patah hati
Menangis
Berduka
Marah
Dan
Kini aku sendiri
Tapi mungkin lebih baik dari pada harus terus meratapi
Patah hatiku karna keputusanmu
Menagis karna ucapanmu
Berduka karna tak lagi disisimu
Dan marah karna ternyata kau telah mempermainkan perasaanku
Tapi aku tak lupa berterima kasih
Karna ternyata aku masih bisa menyayangi dirimu setelah dia, semuanya tidaklah mudah seperti aku membalikkan telapak tanganku, semuanya butuh proses, pendewasaan, pengertian n saling punya kepercayaan.
Walau kini, aku tetap merasakan hancur untuk kedua kali.
Apa aku harus terus-terusan bersedih ?Tapi aku rasa tidak! karna aku telah berbekal pengalaman dan kesiapan yang begitu banyak dari perpisahanku dulu, jadi bila aku memang harus menemui jalan seperti ini lagi, aku siap! Dirimu dan dirinya memanglah beda, dan tentu sangat beda, nyatanya aku enggak pernah anggap kamu itu dia, atau sebaliknya. Masing-masing dari kalian, memberikan arti dan kenangan tertentu. TAPI YA SUDAHLAH, BEDANYA KALIAN BERDUA, TETAP MEMBERIKAN SATU LUKA YANG SAMA.
Siapa yang harus kepersalahkan dari ini semua? Aku enggak nyalahin kamu, aku juga enggak akan pernah mempersalahkan Tuhan, mungkin malah aku yang salah, mungkin aku egois,dan selalu mengatasnamakan emosi dalam pembicaraan kita. Thanks ya, walau kini kita pisah, aku mungkin harus banyak bersyukur padaNya dan juga tetap berterima kasih pada kamu kok, karena dengan kejadian ini semua, sungguh membuatku semakin dewasa. Harapku, kamu akan mendapatkan yang jauh lebih baik dari aku.
Mengenai aku, aku udah gpp kok, setelah udah kutumpahkan semuanya dengan tangisanku, aku udah cukup lega, walau aku udah sampai marah-marah sama kamu tanpa makianku, aku minta maaf ya, yang bicara itu adalah keemosianku, sehingga aku terus saja berkata dan berkata, tanpa memberimu celah untuk menjelaskannya semua. Maaf, aku udah mengambil hakmu untuk berbicara. Aku hanya kesal, dan aku merasa penjelasanmu tetap tidak merubah semua keputusanmu, yang mungkin tanpa kamu sadar, kamu telah buat aku luka, kini untuk keduakali.

Berguru Pada Pengalaman

Bunda bercerita tentang cinta dan kehidupan. Seorang anak duduk terdiam, mendengarkan dan menerawang. Waktu lalu tak pernah kembali datang menunggu di masa depan. Hingga akhirnya pengalaman menjadi satu sosok guru yang begitu berarti.

Sejenak terkagum, sejenak mengerti, dan sejenak mencoba memahami. Saat akhirnya hanya satu kesimpulan yang bisa didapati, “Ternyata cinta tak pernah memiliki harga mati”.

Kelak Kita Bertemu

Di satu waktu di saat kau tak memperkirakannya
Di satu waktu di saat kau tak menginginkannya
Kita akan bertemu… dan aku kan melihatmu lebih dulu
Kan kubuat dunia tahu, tentang butanya mata hatimu

Di satu waktu di saat kau merasa terbebas dari semua
Di satu waktu di saat kau t’lah kembali ‘merdeka’
Kubangunkan engkau… dan tunjukkan bahwa karma itu ada
Saat sesal tak berarti… saat waktu tak sempat kembali

Kelak kita bertemu… kelak ku kan berdiri di hadapanmu…
Menghentikan semua dusta yang berusaha kau tanamkan
Membagimu sedikit rasa tanggung jawab yang tak kau punya
Dengan semua cara yang takkan pernah mampu kau lupakan

Sampai jumpa…!

Ketika Aku Mengingatmu

Ketika aku mengingatmu
Kembali semua kilasan waktu
Saat aku pertama mengenalmu
dan sejak rasa ini tumbuh

Ketika aku mengingatmu
Kusadari betapa waktu jauh berlalu
Sedang aku masih diam terpaku
Tepat dimana rasa ini tumbuh

Ketika aku mengingatmu
Tak ada kebencian dalam kalbu

Ketika aku mengingatmu
SebenarnyaƂ hati kecil ini masih menunggu

Cinta Tulus

Harusnya aku menjemputmu
Di kala langit tak bermentari
Di kala awan t’lah menghitam

Harusnya aku memapahmu
Saat kedua kakimu melemah
Ketika datang s’mua gundah

Harusnya kini ku terlambat
Namun kau tetap ada disana
Maafkan ku tanpa cela

ADAKAH ENGKAU MENCINTAIKU

beribu hari ku lalui bersama mu….
namun kau tak pernah peduli kan hadirku….
berjuta masa ku menemani raga mu…
namun bathinmu tak pernah ingin kan ku…

hingga ambang batas rasa cintaku….
ku langkahkan kaki menjauhi mu….
namun tetap tak kau relakan….
apa yang sebenarnya ada dalam kalbumu???

cinta atau kah sebatas keinginan dan ke egoisan???

ku terdiam sejenak tuk memutuskan…
namun cinta ku pada mu tetap berkobar…
dan kuputuskan untuk tetap tinggal di dekat mu…

hari pun silih berganti…
namun kau tetap seperti yang dulu…
acuh dan tak peduli pada cintaku…

dan hingga batas waktu ini…
slalu dan kan slalu kUpertanyakan…
ADAKAH ENGKAU MENCINTAIKU