Minggu, 09 November 2008

Kedua Kali

Patah hati
Menangis
Berduka
Marah
Dan
Kini aku sendiri
Tapi mungkin lebih baik dari pada harus terus meratapi
Patah hatiku karna keputusanmu
Menagis karna ucapanmu
Berduka karna tak lagi disisimu
Dan marah karna ternyata kau telah mempermainkan perasaanku
Tapi aku tak lupa berterima kasih
Karna ternyata aku masih bisa menyayangi dirimu setelah dia, semuanya tidaklah mudah seperti aku membalikkan telapak tanganku, semuanya butuh proses, pendewasaan, pengertian n saling punya kepercayaan.
Walau kini, aku tetap merasakan hancur untuk kedua kali.
Apa aku harus terus-terusan bersedih ?Tapi aku rasa tidak! karna aku telah berbekal pengalaman dan kesiapan yang begitu banyak dari perpisahanku dulu, jadi bila aku memang harus menemui jalan seperti ini lagi, aku siap! Dirimu dan dirinya memanglah beda, dan tentu sangat beda, nyatanya aku enggak pernah anggap kamu itu dia, atau sebaliknya. Masing-masing dari kalian, memberikan arti dan kenangan tertentu. TAPI YA SUDAHLAH, BEDANYA KALIAN BERDUA, TETAP MEMBERIKAN SATU LUKA YANG SAMA.
Siapa yang harus kepersalahkan dari ini semua? Aku enggak nyalahin kamu, aku juga enggak akan pernah mempersalahkan Tuhan, mungkin malah aku yang salah, mungkin aku egois,dan selalu mengatasnamakan emosi dalam pembicaraan kita. Thanks ya, walau kini kita pisah, aku mungkin harus banyak bersyukur padaNya dan juga tetap berterima kasih pada kamu kok, karena dengan kejadian ini semua, sungguh membuatku semakin dewasa. Harapku, kamu akan mendapatkan yang jauh lebih baik dari aku.
Mengenai aku, aku udah gpp kok, setelah udah kutumpahkan semuanya dengan tangisanku, aku udah cukup lega, walau aku udah sampai marah-marah sama kamu tanpa makianku, aku minta maaf ya, yang bicara itu adalah keemosianku, sehingga aku terus saja berkata dan berkata, tanpa memberimu celah untuk menjelaskannya semua. Maaf, aku udah mengambil hakmu untuk berbicara. Aku hanya kesal, dan aku merasa penjelasanmu tetap tidak merubah semua keputusanmu, yang mungkin tanpa kamu sadar, kamu telah buat aku luka, kini untuk keduakali.

Tidak ada komentar: