Namamu masih kuingat
Bersama jejak langkah tertinggal…
Kenangan manis memudar kelam
Sisakan hampa sejumput harapan tersisa
Kutahu… hari seperti ini akan tiba
Mentari pernah mengatakannya
Saat bayangmu seringkali nampak tak sejalan
Mungkin benar adanya, engkaulah petualang
Pernah… kau bawakan aku syair lagu cinta
Kau bacakan aku puisi-puisi romansa
Begitu manis… meski kini semua terukir habis
Pujangga palsu telah merobek hati yang putih
Petualang… Ku tak akan mengharapkanmu pulang
Tidak saat senja tiba atau ajal menjelang
Tak jua berharap angin meniup rasa itu kembali
Hitam yang tergores takkan membuat cinta kembali putih
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar